Banyak yang berasumsi jika umumnya cewek itu sinetron. Yah, sesungguhnya, membuka cewek saja kok yang sinetron. Ada saatnya, kita jadi seorang yang sinetron seperti bereaksi terlalu berlebih pada suatu hal, atau sharing ke rekan mengenai suatu hal yang diberi tambahan bumbu-bumbu. Bener tidak nih?

Bersamaan pendewasaan, semestinya sikap sinetron itu lenyap. Sebab hidup telah susah dan berat tak perlu dibikin lebih sinetron kembali. Yang simpel-simpel saja malah akan membuat hidup satu tingkat lebih mudah. Nah, berikut beberapa sinyal perombakanmu yang dahulu senang sinetron, sekarang menjadi lebih sederhana dan bersahaja.

Dahulu tiap ada permasalahan, kamu selalu menguploadnya ke sosial media. Maksudnya sich untuk mengundang simpati atau minimal berharap seorang tiba dan menanyakan “kamu mengapa?”. Terkadang kamu memakai sosial media untuk tempat melepaskan emosi dan geram-marah pada seorang. Saat ini kamu lebih mengendalikan diri dan membeda-bedakan mana sich yang penting diupload dan yang mana tidak.

Merasa sakit hati membuat kamu berasa bisa menjelek-jelekkan bekas. Minimal di kelompok teman dekat, curhatmu selalu dihias dengan noda-aib bekas yang kamu umbar. Dasarnya bekas ialah figur antagonis yang perlu dibenci oleh seluruh orang. Saat ini kamu berasa itu tidak betul. Walau perpisahan menyakitkan, tetapi kalian sempat juga berbahagia bersama ‘kan? Kamu tidak harus menjelekkan atau mengobral noda orang untuk balas sakit hati.

Memang nyebelin sich jika ada orang yang menggagalkan janji di beberapa detik akhir. Kita sulit bersiap-sedia dan tinggal pergi, mendadak ia ngomong tidak dapat pergi. Dahulu kamu segera geram-marah dan mengonfrontasinya. Saat ini kamu lebih selow. Kamu tidak akan geram-marah, tetapi kamu menulis sikap temanmu dalam hati. Bukanlah mendendam, tetapi minimal kamu dapat memperhitungkan waktu ia ajak janjian kembali.

error: Content is protected !!