Banyak orang berasumsi, 25 tahun itu usia masak untuk masalah mempunyai pasangan. Bahkan juga untuk cewek, 25-an ini menjadi usia emas untuk mengawali berumah tangga. Misalnya, teman-temanmu sendiri banyak yang memiliki anak. Sesaat kamu, kekasih saja belum punyai. Ditambahkan lagi, pertanyaan kapan nikah, kapan nyusul atau pasangannya mana telah sering tiba suka-suka. Membuat kamu menarik napas dalam-dalam sekalian meredam gaungs sendiri.

Bagaimana tidak gaungs jika terkadang rasa sedih dan malu tiba bertepatan. Kamu sedih dengan diri kamu sendiri yang seakan tidak becus cari pasangan. Sedang waktu bertemu sama orang lain ada rasa malu yang tidak dapat diri kamu jauhi. Walau sebenarnya jika ingin dipikir ulangi, di usia 25-an ini semestinya kamu bisa rileks menyikapi semuanya. Minimal ada banyak argumen ini yang bisa saja penguat diri kamu, jika jomblo di usia 25 bukan satu ketidakberhasilan.

Kecuali jadi prestasi tertentu, menikah di usia muda memang memberikan sejumlah keuntungan, diantaranya ya kepentingan mempunyai anak. Minimal umurmu tidak akan jauh terpaut sekali dengan beberapa anak kalian. Membuat kamu punyai semakin banyak waktu produktif untuk menuntun perubahan mereka. Tetapi menikah atau punyai pasangan pas di usia 25-an sendiri bukan satu kewajiban yang tidak dapat terganggu tuntut. Tidak ada ancamannya kalaulah kamu terlambat sampai beberapa bulan bahkan juga satu atau 2 tahun setelah itu.

Sebab mempunyai pasangan itu bukan seperti memperoleh KTP yang tidak perlu banyak alasan. Mempunyai pasangan mewajibkanmu melalui proses yang lumayan panjang. Dimulai dari membenahi kualitas diri, buka pertemanan dengan lingkungan yang pas, s/d cari figur apakah yang untukmu nyaman. Dan proses semacam itu yang terkadang harus berjalan tidak cuman dalam perhitungan bulan tetapi juga tahun.

error: Content is protected !!