Tiap ada ajakan lakukan suatu hal, kami memang jarang-jarang ikut-ikutan. Kemungkinan jika dipersentasikan, dari 10 ajakan, cuman sekali 2x kami menyetujui. Bekasnya, kami selalu tidak mau ikut-ikutan. Sebab tidak ingin sakiti hati mereka yang ajak, kami sampai menyelipkan kata maaf. Terkadang kami sampai harus menerangkan panjang lebar mengapa kami tidak mau ikut-ikutan. Tetapi tetap, kalian sembunyi-sembunyi menandai kami selaku makhluk anti sosial ada di belakang.

Dear rekan-rekan, sesungguhnya kamu sama juga seperti kalian. Kami masih manusia biasa yang penting kedatangan kalian di kehidupan. Tetapi ada saatnya kami lebih senang lakukan semua sesuatunya sendirian. Kemungkinan beberapa hal di bawah ini makin lebih menerangkan, kenapa kami lebih senang lakukan suatu hal sendirian.

Di bumi ini ada hitam dan putih. Ada siang dan malam. Ketidaksamaan itu membuat dunia dapat berputar-putar semakin nyaman. Tetapi kelihatannya ketidaksamaan antara manusia sering kali memunculkan permasalahan. Seperti waktu kalian demikian nikmati kebersama-samaan di bawah tawa gurih dan senda canda bersama, kami malah kebalikannya. Kami berasa kurang nyaman bila semakin lama terjerat dalam keramaian. Jadi, bersediakan kalian terima dan tidak menandai kekhasan kami yang tidak senang dengan keramaian ini?

Lakukan suatu hal ramai-ramai umumnya memerlukan waktu untuk menanti. Menanti mereka yang belum tiba, yang kerjanya belum selesai, sampai belum punyai kemauan untuk pergi. Kelamaan menanti semacam ini terang akan menghabiskan waktu. Dan minta maaf, kami belum ingin kelamaan menanti semacam ini.

Terkadang sendiri itu lebih asyik lho lewat unsplash.com

Ah, tidak asyik!

Iya, kami terkadang kurang asyik seperti kata kalian. Tetapi tidak asih bukan bermakna kami tidak mau bergaul. Kami masih manusia yang perlu kedatangan kalian semua. Tetapi kesempatan ini perkenankan kami lakukan hal yang menjadi rutinitas ini. Karena kami menghargai rutinitas kalian entahlah apa saja itu kan?

error: Content is protected !!